NarasiPublik — Suasana hening dan khidmat menyelimuti Gereja Oikumene Jemaat Agape Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Palu, saat puluhan warga binaan mengikuti ibadah peringatan Jumat Agung. Di balik jeruji besi, suara hati dan harapan mengalun dalam lantunan doa serta puji-pujian, menandai momen perenungan atas pengorbanan Kristus, Jumat (18/4).
Ibadah Jumat Agung tahun ini mengangkat tema “Kematian Kristus Membuka Jalan Baru”, sebuah refleksi mendalam akan kasih tanpa syarat dan kesempatan untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Firman Tuhan dibawakan oleh Pdt. Sila Pasalli, S.Th, dari Gereja Toraja Sion Palu yang dalam khotbahnya menekankan bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib bukan hanya simbol penebusan dosa, tetapi juga sebuah undangan untuk bertobat dan hidup dalam terang kasih Tuhan.
"Jalan baru yang dibuka oleh Kristus adalah jalan pengharapan, jalan pertobatan, dan kesempatan kedua bagi siapa saja yang mau berubah, termasuk saudara-saudara kita yang sedang menjalani masa pembinaan di sini," ujar Pdt. Sila dalam khotbahnya.
Para warga binaan tampak antusias dan penuh penghayatan mengikuti jalannya ibadah. Beberapa bahkan tak kuasa menahan air mata ketika mendengarkan lagu-lagu rohani dan kesaksian iman yang disampaikan.
Kepala Rutan Palu, Yansen, menyampaikan apresiasinya atas kekompakan dan semangat kebersamaan warga binaan dalam melaksanakan ibadah
"Ibadah seperti ini sangat penting untuk membangun kekuatan mental dan spiritual warga binaan. Melalui momen Jumat Agung, mereka bisa merenungkan kehidupan dan semakin termotivasi untuk memperbaiki diri” Ujar karutan.
Ibadah Jumat Agung di Rutan Palu ini menjadi momentum bagi para warga binaan untuk merenungkan diri, memohon ampunan, dan memperdalam penghayatan iman mereka. Suara hati dan harapan mereka menggema dalam setiap doa yang dipanjatkan, memohon kekuatan dan bimbingan untuk menjalani hari-hari ke depan dengan lebih baik.
Komentar0